Materialisme
adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk
kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan
segala sesuatu yang mengatasi alam. Sementara itu, orang-orang yang hidupnya
berorientasi kepada materi disebut sebagai materialis. Orang-orang ini adalah
para pengusung paham materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan
semata.
Materialisme
adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan
benar-benar adalah materi. Pada dasarnya semua hal yang terdiri atas materi dan
semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya
substansi. Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontologimonistik. Akan
tetapi, materialisme berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada
dualisme atau pluralisne.
A. Definisi Materialisme
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan
isme. Materi dapat dipahami sebagai bahan, benda, segala sesuatu yang
tampak. Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala
sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan
semata-mata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang
mengatasi alam. Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi
kepada materi disebut sebagai materialis.Orang-orang ini adalah para pengusung
paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata
(harta, uang, dan sebagainya). B. Pengertian Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa
hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada
dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil
interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi.Sebagai teori,
materialisme termasuk paham ontologi monistik. Akan tetapi, materialisme
berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan
pada dualisme atau pluralisme. Dalam memberikan penjelasan
tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan
idealisme. Materialisme tidak mengakui adanya entitas–entitas nonmaterial
seperti tuhan, malaikat, setan, roh, dan sebagainya.Hanya realitas satu-satunya
adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi dari aktivitas
materi. Materi dan aktivitasnya bersifat abadi. Pada awalnya, materialisme
tidak mendapat banyak perhatian karena dianggap aneh dan mustahil. Baru
pada abad pertengahan abad 19, materialisme tumbuh subur sekali di Barat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut antara lain:
- Orang
dengan paham materialisme mempunyai harapan-harapan yang besar atas ilmu
pengetahuan.
- Paham
materialisme berpegang pada kenyataan-kenyataan yang mudah dimengerti,
bukan pada dalil-dalil abstrak.
- Teori-teorinya
jelas berdasarkan teori-teori pengetahuan yang sudah umum.
Namun, paham materialisme banyak
ditentang oleh para tokoh agama karena terang-terangan tidak mengakui
Tuhan.Seorang anti-materialisme bernama Friedrich Paulsen berkata “Kalau
materialisme itu benar, maka segala sesuatu di dunia ini akan dapat
diterangkan, termasuk bagaimana atom membentuk teori materialisme itu sendiri
yaitu dapat berfikir dan berfilfasaf”.tenyata hal itu sama sekali tak dapat
diterangkan oleh kaum materialisme. Filsafat materialisme inilah yang
mempengaruhi filosof alam dalam menyelidiki asal-usul kejadian alam ini. Di
antara filosof-filosof alam tersebut adalah:
- Thales
(625-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah air.
- Anaximandros
(610-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron,
yaitu unsur yang tak terbatas.
- Anaximenes
(585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah udara.
- Heraklitos
(540-475 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah api.
- Demokritus
(460-360 SM) berpendapat bahwa hakikat alam adalah atom-atom yang amat
banyak dan halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian alam
semesta.
Kaum materialisme menyangkal adanya
jiwa atau roh, mereka menganggapnya hanya sebagai pancaran materi. Thomas
Hobbes (1588-1679), seorang ahli pikir Inggris beralasan bahwa seperti
perjalanan yang tidak lepas dari orang yang berjalan, demikian juga gagasan,
sebagai sesuatu yang bersifat rohani juga tidak lepas dari organisme yang
berpikir, yang mempunyai gagasan. Materialisme pada abad 18 dan 19 seringkali
sangat bersifat mekanistis, seperti pernah diutarakan oleh Holbach (1723-1789)
bahwa segi manusia yang tidak kelihatan disebut jiwa, sedangkan segi alam yang
tidak kelihatan disebut Tuhan.
Dalam
memberikan penjelasann tunggal tentang realitas, materialisme bersebarangan
dengan idealisme. Materialisme tidak mengakui adanya entitas-entitas
nonmaterial seperti Tuhan, Malaikat, setan roh, dan sebagainya. Hanya realitas
satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi dari
aktivitas materi. Materi dan aktivitasnya bersifat abadi.
Materialisme
Materialisme
merupakan suatu bentuk realisme,karena paham ini menumbuhkan yang nyata dengan
materi.tanpa mengecualikan sesuatu,seseorang menganut materialisme menganggap
bahwa materi ialah satu satunya hal yang nyata.materi ialah hal yang terdalam
dan bereksistensi atas kekuatan sndiri,dan tidak memerlukan suatu prinsip yang
lain untuk menerangkan eksistensinya sendiri.materi itu sendiri merupakan
sumber serta keterangan terdalam bagi bereksistensinya segala sesuatu yang
ada,bahkan juga bagi adanya jiwa manusia.sebelum di ketahui orang,materi sudah
ada dan dari materi itulah segala sesuatu berkembang.
Materilisme merupakan faham atau
aliran yang meganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature
(alam) dan dunia fisik adalah satu. Pada abad pertama masehi paham ini tidak
mendapat tanggapan yang serius, dan pada abad pertengahan orang masih menganggap
asing terhadap paham ini. Pada zaman baharu Aufklarung (pencerahan),
materialisme mendapat tanggapa dan penganut yang penting di eropa barat. Pada
abad ke 19 pertengahan, aliran ini tumbuh subur di barat disebabkan, dengan
paham ini, orang-orang merasa mempunyai harapan-harapan yang besar atas
hasil-hasil ilmu pengetahuan alam. Selain itu,paham materialisme ini praktis
tidak memerlukan dalil-dalil yang muluk-muluk dan abstrak, juga teorinya jelas
berpegang pada kenyataan-kenyataan yang jelas dan mudah dimengerti. Kemajuan
aliran ini mendpat tantangan yang keras dan hebat dari kaum agama di mana-mana.
Hal ini digunakan bahwa paham ini pada abad ke 19 tidak mengetahui adanya tuhan
(ateis) yang sudah diyakini mengatur budi masyarakat. Pada masa ini, krirtik
pun muncul dikalangan ulama-ulama barat yang menentang materialisme. Adapun
beberapa titik yang dilontarkan tersebut adalah sebagai berikut:
A.
Materialisme
menyatakan bahwa alam wujud ini terjadi dengan sendirinya dari chaos (kacau
balau). Padahal, kata Hegel, kacau balau yang mengatur bukan lagi kacau balau
namanya.
B. Materialisme menerangkan bahwa segala
peristiwa diatur oleh hukum alam. Padahal pada hakikatnya hukum alam ini adalah
perbuatan ruhani juga.
C. Materialisme mendasarkan segala kejadian
dunia dan kehidupan pada asal benda itu sendiri. Padahal dalil itu menunjukan
adanya sumber dari luar alam itu sendiri yaitu Tuhan.
D.
Materialsme
tidak sanggup menerangkan suatu kejadian ruhani yang paling mendasar sekalipun.
Di
antara tokoh aliran ini adalah Anaximenes (585-528), Anaximandros (610-545),
Tales (625-645), Demokritos (kl. 460-545), Thomas Hobes (1588-1679), Lamettri
(1709-1715), Feurbach ( 1804-1877), Spencer (1820-1903), dan Karl
Marx(1818-1883).
Materialisme
Aliran materialisme mengatakan bahwa materi
ini ada sebelum jiwa (self), dan dunia materi adalah yang pertama, sedangkan
pemikiran tentang dunia ini adalah nomor dua.
Materialisme modern mengatakan bahwa alam
(universe) merupakan kesatuan material yang terbatas; alam, termasuk di
dalamnya segala materi dan energi (gerak atau tenaga) selalu ada dan akan tetap
ada, dan bahwa alam (world) adalah realitas yang keras, dapat disentuh,
material, objektif yang dapat diketahui oleh manusia.
Terdapat dua bentuk aliran materialisme,
yaitu materialisme mekanik dan materialisme dialektik. Pertama, materialisme
mekanik mengatakan bahwa ‘semua bentuk dapat diterangkan menurut hukum yang
mengatur materi dan gerak’.semua kejadian dan kondisi adalah akibat yang lazim
dari atau bentuk-bentuk yang lebih tinggi atau lebih kompleks; bentuk yang
lebih tinggi tidak mengandung materi atau energi baru. Sehingga semua proses
alam, baik inorganik atau organik telah dapat dipastikan dan dapat diramalkan
jika segala fakta tentang kondisi sebelumnya dapat diketahui itu.
Kedua, materialisme dialektik,dengan tokoh
utamanya Karl Marx (1818-1883), menilai bahwa dunia misterius ini konstan, baik
dalam gerak, pertentangan maupun regenerasinya, materi adalah yang primer
sedangkan ide atau ‘kesadaran’ adalah sekunder.
Materialisme adalah suatu aliran
dalam filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari pada materi (benda).
Materialisme memandang bahwa benda itu primer sedangkan ide ditempatkan di
sekundernya. Sebab materi ada terlebih dahulu baru ada ide. Pandangan ini berdasakan
atas kenyataan menurut proses waktu dan zat.
Misal, menurut proses waktu, lama
sebelum manusia yang mempunyai ide itu ada didunia, alam raya ini sudah ada.
Menurut zat, manusia tidak bisa
berfikir atau mempunyai ide bila tidak mempunyai otak, otak itu adalah sebuah
benda yang bisa dirasakan oleh panca indera kita. Otak atau materi ini yang
lebih dulu ada baharu muncul ide dari padanya. Atau seperti kata Marx “Bukan
fikiran yang menentukan pergaulan, melainkan keadaan pergaulan yang menentukan
fikiran.” Maksudnya sifat/fikiran seorang individu itu ditentukan oleh keadaan
masyarakat sekelilingnya, “masyarakat sekelilingnya” –ini menjadi materi atau
sebab yang mendorong terciptanya fikiran dalam individu tersebut.
Aliran-aliran dalam materialisme
1. Materialisme Mekanik
Materialisme mekanik adalah aliran
filsafat yang pandangannya materialis sedangkan metodenya mekanis. Aliran ini
mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan gerak dan berubah, geraknya
itu adalah gerakan yang mekanis artinya, gerak yang tetap selamanya atau gerak
yang berulang-ulang (endless loop) seperti mesin yang tanpa perkembangan atau
peningkatan secara kualitatif.
Materialisme mekanik tersistematis
ketika ilmu tentang meknika mulai berkembang dengan pesat, tokoh-tokoh yang
terkenal sebagai pengusung materialisme pada waktu itu ialah Demokritus (±
460-370 SM), Heraklitus (± 500 SM) kedua pemikir Yunanai ini berpendapat bahwa
aktivitas psikik hanya merupakan gerakan atom-atom yang sangat lembut dan mudah
bergerak.
Mulai abad ke-4 sebelum masehi
pandangan materialisme primitif ini mulai menurun pengaruhnya digantikan dengan
pandangan idealisme yang diusung oleh Plato dan Aristoteles. Sejak itu, ± 1700 tahun lamanya
dunia filsafat dikuasai oleh filsafat idealisme.
Baru pada akhir jaman feodal, sekitar
abad ke-17 ketika kaum borjuis sebagai klas baru dengan cara produksinya yang
baru, materialisme mekanik muncul dalam bentuk yang lebih modern karena ilmu
pengetahuan telah maju sedemikian pesatnya. Pada waktu itu ilmu materialisme
ini menjadi senjata moril / idiologis bagi perjuangan klas borjuis melawan klas
feodal yang masih berkuasa ketika itu. Perkembangan materialisme ini meluas
dengan adanya revolusi industri, di negeri-negeri Eropa. Wakil-wakil dari
filsafat materialis pada abad ke-17 adalah Thomas Hobbes(1588-1679 M),
Benedictus Spinoza (1632-1677 M) dsb. Aliran filsafat materialisme mekanik
mencapai titik puncaknya ketika terjadi Revolusi Perancis pada abad ke-18 yang
diwakili oleh Paul de Holbach (1723-1789 M), Lamettrie (1709-1751 M) yang
disebut juga materialisme Perancis.
Materialisme Perancis dengan tegas
mengatakan materi adalah primer dan ide adalah sekunder, Holbach mengatakan :
“materi adalah sesuatu yang selalu dengan cara-cara tertentu menyentuh panca
indera kita, sedang sifat-sifat yang kita kenal dari bermacam hal-ichwal itu
adalah hasil dari bermacam impresi atau berbagai macam perubahan yang terjadi
di alam pikiran kita terhadap hal-ichwal itu”. Materialisme Perancis menyangkal
pandangan religus tentang penciptann dunia (Demiurge), yang sebelum itu
menguasai alam pikiran manusia.. Bahkan secara terang-terangan Holbach
mengatakan “nampaknya agama itu diadakanhanya untuk memperbudak rakyat dan
supaya mereka tunduk dibawah kekuasaan raja lalim. Asal manusia merasa dirinya
didalam dunia ini sangat celaka, maka ada orang yang datang mengancam mereka
dengan kemarahan Tuhan, memakasa mereka diam dan mengarahkan pandangan mereka
kelangit, dengan demikian mereka tidak lagi dapat melihat sebab sesungguhnya
daripada kemalangannnya itu”.
Materialisme Perancis adalah
pandangan yang menganggap segala macam gerak atau gejala-gejala yang terjadi
dialam itu dikuasai oleh gerakan mekanika, yaitu pergeseran tempat dan
perubahan jumlah saja. Bahkan manusia dan segala aktivitetnya pun dipandang
seperti mesin yang bergerak secara mekanik, ini tampak jelas sekali dalam karya
Lamettrie yang berjudul “Manusia adalah mesin”. Mereka tidak melihat adanya
peranan aktif dari ide atau pikiran terhadap materi. Pandangan ini adalah ciri
dan sekaligus kelemahan materialisme Perancis.
2. Materialisme metafisik
Materialisme metafisik mengajarkan
bahwa materi itu selalu dalam keadaan diam, tetap atau statis selamanya seandainya
materi itu berubah maka perubahan tersebut terjadi karena faktor luar atau
kekuatan dari luar. Gerak materi itu disebut gerak ekstern atau gerak luar.
selanjutnya materi itu dalam keadaan terpisah-pisah atau tidak mempunyai
hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Materialisme metafisik diwakili oleh
Ludwig Feurbach, pandangan materialisme ini mengakui bahwa adanya “ide absolut”
pra-dunia dari Hegel , adanya terlebih dahulu “kategori-kategori logis” sebelum
dunia ada, adalah tidak lain sisa-sisa khayalan dari kepercayaan tentang adanya
pencipta diluar dunia; bahwa dunia materiil yang dapat dirasakan oleh panca
indera kita adalah satu-satunya realitet.
Tetapi materialisme metafisik melihat
segala sesuatu tidak secara keseluruhannya, tidak dari saling hubungannya, atau
segala sesuatu itu berdiri sendiri. Dan segala sesuatu yang real itu tidak
bergerak, diam.
Pandangan ini mengidamkan seorang
manusia suci atau seorang resi suci yang penuh cinta kasih. Feurbach berusaha
memindahkan agama lama yang menekankan hubungan manusia dengan Tuhan menjadi
sebuah agama baru yaitu hubungan cinta kelamin antara manusia dengan manusia.
Seperti kata Feurbach: “Tuhan adalah bayangan manusia dalam cermin”, Feurbach
menentang teologi, dalam filsafatnya atau “agama baru”-nya Feurbach mengganti
kedudukan Tuhan dengan manusia, pendeknya manusia itu Tuhan. Feurbach tidak
melihat peran aktif dari ide dalam perkembangan materi, yang materi bagi
Feurbach adalah misalnya, manusia (baca: materi, pen) sedangkan dunia dimana
manusia itu tinggal tidak ada baginya, atau menganggap sepi ativitet yang
dilakukan manusia/materi tersebut.
Materialisme metafisik menganggap
kontradiksi sebagai hal yang irasionil bukan sebagai hal yang nyata, disinilah
letak dari idealisme Feurbach. Pandangannya bertolak daripada materialisme
tetapi metode penyelidikan yang dipakai ialah metafisis. Metode metafisis
inilah yang menjadi kelemahan terbesar bagi materialisme Feurbach.
3. Materialisme dialektis.
Materialisme dialektis ialah nama
sistem kefilsafatan yang di bangun oleh Karl marx,dan merupkan landasan
teoritis dari masyarakat komunis dewasa ini.orang mungkin belum pernah
mendengar suatu nama di antara nama-nama yang telah di bicarakan di atas,tetapi
sangat boleh jadi ia sudah mengenal perkataan “Komunis”,meskipun pemahamanya
mengenai maknanya mungkin agak kabur.
Materialisme dialektis adalah aliran filsafat
yang bersandar pada matter (benda) dan metodenya dialektis. Aliran ini
mengajarkan bahwa materi itu mempunyai keterhubungan satu dengan lainnya,
saling mempengaruhi, dan saling bergantung satu dengan lainnya. Gerak materi
itu adalah gerakan yang dialektis yaitu pergerakan atau perubahan menuju bentuk
yang lebih tinggi atau lebih maju seperti spiral. Tokoh-tokoh pencetus filsafat
ini adalah Karl Marx (1818-1883 M),
Friedrich Engels (1820-1895 M).
Gerakan materi itu adalah gerak
intern, yaitu bergerak atau berubah karena dorongan dari faktor dalamnya
(motive force-nya). Yang disebut “diam” itu hanya tampaknya atau bentuknya,
sebab hakikat dari gejala yang tampaknya atau bentuknya “diam” itu isinya tetap
gerak, jadi “diam” itu juga suatu bentuk gerak.
Metode yang dipakai adalah dialektika
Hegel, Marx mengakui bahwa orang Yunani-lah yang pertama kali menemukan metode
dialektika, tetapi Hegel-lah yang mensistematiskan metode tersebut. Tetapi oleh
Marx dijungkir balikkan dengan bersandarkan materialisme. Marx dan temannya
Engels mengambil materialisme Feurbach dan membuang metodenya yang metafisis
sebagai dasar dari filsafatnya. Dan memakai dialektika sebagai metode dan
membuang pandangan idealis Hegel.
Dialektika Hegel menentang dan
menggulingkan metode metafisis yang selama beabad-abad menguasai lapangan
filsafat. Hegel mengatakan “yang penting dalam filsafat adalah metode bukan
kesimpulan-kesimpulan mengenai ini dan itu”. Ia menunjukkan kelemahan-kelemahan
metafisika :
1. Kaum metafisis memandang sesuatu
bukan dari keseluruhannya, tidak dari saling hubungannya, tetapi dipandangnya
sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, sedangkan Hegel memandang dunia sebagai
badan kesatuan, segala sesuatu didalamnya terdapat saling hubungan organic.
2. Kaum metafisis melihat segala
sesuatu tidak dari geraknya, melainkan sebagai yang diam, mati dan tidak
berubah-ubah, sedang Hegel melihat segala sesuatu dari perkembangannya, dan
perkembangannya itu disebabkan kontradiksi internal, kaum metafisik berpendapat
bahwa: “segala yang bertentangan adalah irasionil”. Mereka tidak tahu bahwa
akal (reason) itu sendiri adalah pertentangan.
3. Sumbangan Hegel yang terpenting
adalah kritiknya tentang evolusi vulgar, yang pada ketika itu sangat
merajalela, dengan mengemukakan teorinya tentang “lompatan” (sprong) dalam
proses perkembangan. Sebelum Hegel sudah banyak filsuf yang mengakui bahwa
dunia ini berkembang, dan meninjau sesuatu dari proses perkembangannya, tetapi
perkembangannya hanya terbatas pada perubahan yang berangsur-angsur (perubahan
evolusioner) saja. Sedang Hegel berpendapat dalam proses perlembangan itu
pertentangan intern makin mendalam dan meruncing dan pada suati tingkat
tertentu perubahan berangsur-angsur terhenti dan terjadilah “lompatan”. Setelah
“lompatan” itu terjadi, maka kwalitas sesuatu itu mengalami perubahan.
Akan tetapi dialektika Hegel ini
diselimuti dengan kulit mistik, reaksioner, yaitu pandangan idealismenya
sehingga dia memutar balikkan keadaan sebenarnya. Hukum tentang dialektika
yaitu hukum tentang saling hubungan dan perkembangan gejala-gejala yang berlaku
didunia ini dipandangnya bukan seabagai suatu hal yang obyektif, yang primer
melainkan perwujudan dari “ide absolut”. Kulitnya yang reaksioner inilah yang
kemudian dibuang oleh Marx, dan isinya yang “rasionil” diambil serta
ditempatkan pada kedudukan yang benar.
Sedangkan jembatan antara Marx dan
Hegel adalah Feurbach, Materialisme dijadikan sebagai dasar filsafatnya tetapi
Feurbach melihat gerak dari penjuru idealisme yang membuat ia berhenti dan
membuang dialektika Hegel. Membuat hasil pemeriksaannya terpisah dan abstrak,
Marx membuang metode metafisisnya, dan menggantinya dengan dialektika, sehingga
menghasilkan sebuah system filsafat baru yang lebih kaya dan lebih sempurna
dari pendahulunya.
MATERIALISME
Materialisme adalah asal
atau hakikat dari segala sesuatu, dimana asal atau hakikat dari segala sesuatu
ialah materi. Karena itu materialisme mempersoalkan metafisika, namun
metafisikanya adalah metafisika materialisme.
Materialisme adalah merupakan istilah dalam filsafat ontology yang menekankan keunggulan faktor-faktor material atas spiritual dalam metafisika, teori nilai, fisiologi, efistemologi, atau penjelasan historis. Maksudnya, suatu keyakinan bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu selain materi yang sedang bergerak. Pada sisi ekstrem yang lain, materialisme adalah sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa pikiran ( roh, kesadaran, dan jiwa ) hanyalah materi yang sedang bergerak.
Materialisme adalah merupakan istilah dalam filsafat ontology yang menekankan keunggulan faktor-faktor material atas spiritual dalam metafisika, teori nilai, fisiologi, efistemologi, atau penjelasan historis. Maksudnya, suatu keyakinan bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu selain materi yang sedang bergerak. Pada sisi ekstrem yang lain, materialisme adalah sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa pikiran ( roh, kesadaran, dan jiwa ) hanyalah materi yang sedang bergerak.
Materi dan alam semesta sama sekali tidak memiliki
karakteristik-karakteristik pikiran dan tidak ada entitas-entitas nonmaterial.
Realitas satu-satunya adalah materi. Setiap perubahan bersebab materi atau
natura dan dunia fisik. Beberapa tokoh pemikir materialisme, antara lain:
a. Karl Marx (1818-1883)
Marx lahir di Trier Jerman
pada tahun 1818.ayahnya merupakan seorang Yahudi dan pengacara yang cukup
berada, dan ia masuk Protestan ketika Marx berusia enam tahun. Setelah dewasa
Marx melanjutkan studinya ke universitas di Bonn, kemudian Berlin. Ia
memperoleh gelar doktor dengan desertasinya tentang filsafat Epicurus dan
Demoktirus. Kemudian, ia pun menjadi pengikut Hegelian sayap kiri dan pengikut
Feurbach. Dalam usia dua puluh empat tahun, Marx menjadi redaktur Koran
Rheinich Zeitung yang dibrendel pemerintahannya karena dianggap revolusioner.
Setelah ia menikah dengan
Jenny Von Westphalen (1843) ia pergi ke Paris dan disinilah ia bertemu dengan
F.Engels dan bersahabat dengannya. Tahun 1847, Marx dan Engels bergabung dengan
Liga Komunis, dan atas permintaan liga komunis inilah, mereka mencetuskan
Manifesto Komunis (1848).
Dasar filsafat Marx adalah bahwa setiap zaman, system produksi merupakan
hal yang fundamental. Yang menjadi persoalan bukan cita-xita politik atau
teologi yang berlebihan, melainkan suatu system produksi. Sejarah merupakan
suatu perjuangan kelas, perjuangan kelas yang tertindas melawan kelas yang
berkuasa. Pada waktu itu Eropa disebut kelas borjuis. Pada puncaknya dari
sejarah ialah suatu masyarakat yang tidak berkelas, yang menurut Marx adalah
masyarakat komunis.
b. Thomas Hobbes (1588-1679 M)
Menurut Thomas Hobbes materialisme menyangkal adanya jiwa atau roh karena
keduanya hanyalah pancaran dari materi. Dapat dikatakan juga bahwa materialisme
menyangkal adanya ruang mutlak lepas dari barang-barang material.
c. Hornby (1974)
Menurut Hornby materialisme
adalah theory, belief, that only material thing exist (teori atau kepercayaan
bahwa yang ada hanyalah benda-benda material saja).
Sebagian ahli lain
mengatakan bahwa materialisme adalah kepercayaan bahwa yang ada hanyalah materi
dalam gerak. Juga dikatakan kepercayaan bahwa pikiran memang ada, tetapi adanya
pikiran disebabkan perubahan-perubahan materi. Materialisme juga berarti bahwa
materi dan alam semesta tidak memiliki karakteristik pikiran, seperti tujuan,
kesadaran, niat, tujuan, makna, arah, kecerdasan, kemauan atau upaya. Jadi,
materialisme tidak mengakui adanya entitas nonmaterial, seperti roh, hantu,
malaikat. Materialisme juga tidak mempercayai adanya Tuhan atau alam
supranatural. Oleh sebab itu, penganut aturan ini menganggap bahwa satu-satunya
realitas yang ada hanyalah materi. Segala perubahan yang tercipta pada dasarnya
berkausa material. Pada ekselasi material menjadi suatu keniscayaan pada being
of phenomena. Pada akhirnya dinyatakan bahwa materi dan segala perubahannya
bersifat abadi.
d. Van Der Welj (2000)
Van Der Welj mengatakan bahwa
materialisme dengan menyatakan bahwa materialisme ini terdiri atas suatu
aglomerasi atom-atom yang dikuasai aleh hukum-hukum fisika-kimiawi. Bahkan,
terbentuknya manusia sangat dimungkinkan berasal dari himpunan atom-atom
tertinggi. Apa yang dikatakan kesadaran, jiwa, atau roh sebenarnya hanya
setumpuk fungsi kegiatan dari otakyang bersifat sangat organik-materialistis.
Macam-Macam Materialisme :
1.
Materialisme rasionalistik. Materialisme
rasionalistik menyatakan bahwa seluruh realitas dapat dimengeti seluruhnya
berdasarkan ukuran dan bilangan (jumlah);
2.
Materialisme mitis atau biologis. Materialisme mitis atau biologis ini menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa
material terdapat misteri yang mengungguli manusia. Misteri itu tidak berkaitan
dengan prinsip immaterial.
3.
Materialisme parsial Materialisme
parsial ini menyatakan bahwa pada sesuatu yang material tidak tedapat
karakteristik khusus unsur immaterial atau formal;
4.
Materialisme antropologis. Materialisme
antropologis ini menyatakan bahwa jiwa itu tidak ada karena yang dinamakan jiwa
pada dasarnya hanyalah materi atau perubahan-perubahan fisik-kimiawi materi;
5.
Materialisme dialektik. Materialisme
dialektik ini menyatakan bahwa realitas seluruhnya terdiri dari materi. Berarti
bahwa tiap-tiap benda atau atau kejadian dapat dijabarkan kepada materi atau
salah satu proses material. Salah satu prinsif di materialisme dialektik adalah
bahwa perubahan dalam kuantitas. Oleh karena itu, perubahan dalam materi dapat
menimbulkan perubahan dalam kehidupan, atau dengan kata lain kehidupan berasal
dari materi yang mati. Semua makhluk hidup termasuk manusia berasal dari materi
yang mati, dengan proses perkembangan yang terus-menerus ia menjadi materi yang
memiliki kehidupan. Oleh karena itu kalau manusia mati, ia akan kembali kepada
materi, tidak ada yang disebut dengan ke hidupan rohaniah. Ciri-ciri
materialisme dialektik mempunyai asas-asas, yaitu :
·
Asas gerak;
·
Asas saling berhubungan;
·
Asas perubahan dari kuantitaif menjadi kualitatif;
·
Asas kontradiksi intern.
1.
Materialisme historis. Materialisme
histories ini menyatakan bahwa hakikat sejarah terjadi karena proses-proses
ekonomis. Materialisme dialektik dan materialisme histories secar bersamaan
menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa yang menyangkut sejarah rohani dan
perkembangan manusia hanya merupakan dampak dan refleksi-refleksi aktivitas
ekonomis manusia. Materialisme historis ini berdasarkan dialektik, maka semua
asas materialisme dialektik berlaku sepenuhnya dalam materialisme histories.
2.
Materialisme sebagai teori menyangkal realitas yang bersifat ruhaniah,
sedangkan materialisme metode mencoba membuat abstraksi hal-hal yang
bersifat imaterial.
DAFTAR
PUSTAKA
Susanto.2011.Filsafat Ilmu.Jakarta:PT
Bumi Aksara
Maksum Ali.Pengantar Filsafat: Dari
Masa Klasik hingga Postmodernisme.Jogjakarta:AR-RUZZ Media.
http:/sibuba.wordpress.com/2012/01/03/filsafat-naturalisme
www.plimbi.com/archle/160673/.penegrtian-dan-definisi-materialisme-matre-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar