• KONSEP DASAR DAN STRATEGI PEMBELAJARAN ||Free Download



     





    KATA PENGANTAR


    Puji Syukur selalu Kami Limpahkan Kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat Serta Hidayahnya Kepada kita semua sehingga kita bias menjalankan aktifitas kita sehari-hari dengan limpahan Rahmad Dan Keridhaanya, tiada kata yang patut kita ucapkan Selain Kalimat Toyibah.
    Sholawat Dan salam Tetap Kami Haturkan Kepada Jungungan Nabi Kita Nabi Yang
    Berjuang Untuk Dunia Mulai dari Zaman Kegelapan Hingga zaman Yang Bisa Kita Nikmati Sekarang Ini, Allahuma Salli Ala Sayidina Muhammad Wala Ali Sayidina Muhammad
    Selanjutnya saya ucapkan terimakasih kepada seluruh line akademika yang telah membantu saya untuk menyelesaikan makalah ini saya sadar ini menjadi objek yang sangat berat untuk bias dilakukan sendiri maka dengan itu saya ucapkan terimakasih  sedalam-dalamnya kepada:
    Semoga Allah SWT Memeberika balasan Kepada-Nya Dari Jerih Payah Yang Beliau Lakukan, Saya Sadar Banyak sekali Kekurangan Yang ada Pada Makalah Ini Karena Kurangnya pengetahuan dan vasilitas yang saya miliki, saya hanya bias meminta maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penyusunan makalah ini sangat kurang, saya berharap kepada teman-teman untuk menberikan kritik positif yang bias membangun dan menyempurnakan maklah yang saya susun agar dapat kita aplikasikan bersama.
    Semogga Makalah Yang saya susun ini Menjadikan Ilmu Yang Bermanfaat Bagi Pembaca Nantinya Amin Ya Rabbal Alamin.
                                                                                                                                   Penyusun


                                                                                                                                                            
    i

    DAFTAR ISI





    <script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4005834891906748"

         crossorigin="anonymous"></script>

     


    ii

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seorang yangb erperang dalam mengatur strategi, untuk memenagkan peperangan sebelum melakukan tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitasnya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakannya yang harus dilakukan, baik tentang siasat peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang tepat untuk melakukan serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar.
    Istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Didalam konteks belajar mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik didalam perwujudan kegiatan balajar-mengajar. Sifat umum pola tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud tampak dipergunakan atau dipercayakan guru dan peserta didik didalam macam-macam peristiwa belajar. Dengan demikian maka komsep strategi dalam hal ini merujuk pada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru dan peserta didik didalam peristiwa belajar-mengajar. Implisit dibalik karakteristik abstrak itu adalah rasional yang membedakans trategi yang satu dari strateegi yang lain secara fundamental. Istilah lain yang yang juga dipergunakan untuk maksud ini adalah model-model mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan guru-peserta didik  dalam suatu peristiwa belajar-mengajar aktual tertentu, dinamakan prosedur instruksional.
    Ada beberapa jenis strategi pembelajaran yang harus dilakukan untuk mengaplikasikan dalam proses pembelajaran karena dengan strategi ini bias berjalan dengan baik dan lancer, sebelum itu juga kita harus mengetahui perbedaan-perbedaan pada strategi ini agar kita tida binggung dalam memilih strategi dalam mengajar.








    B. Rumusan Masalah

    Dari uraian diatas adda beberapa rumusasn masalah yang harus di bahas dan diselesaikan diantaranya:

    1.      Apa Yang dimaksud Dengan kosep dasar dan strategi Pembelajaran?
    2.      Apa Saja jenis-Jenis Strategi Pembelajaran?
    3.      Apa Perbedaan dari Setrategi Metode Dan Teknik Pembelajaran?

    C. Tujuaan

    1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud denagan konsep dasar dan strategi Pembelajaran
    2.      Untuk mengetahui jenis-jenis strategi pembelajaran
    3.      Untuk Mengetahui Perbedaan dari strategi metode dan teknik pembelajaran

















    BAB II PEMBAHASAN


    A. KONSEP DASAR DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

    1. Pengertian Strategi Pembelajaran

    Strategi berasal dari dari bahasa Yunani strategos, yang merupakangabungan dari kata stratos (militer) dengan ago (memimpin). Menurut Bracker(Sudjana, 2010) konsep strategi pada awalnya diterapkan dalam kemiliterandan dunia politik, kemudian banyak diterapkan pula dalam bidang manajemen,dunia usaha, pengadilan dan pendidikan. Seiring berjalannya waktu,sudah banyak para ahli pendidikan menggunakan konsep strategi dalam dunia pendidi kan Untuk mengetahui konsep strategi pembelajaran dengan jelas,dibawah ini telah dipaparkan defenisi strategi pembelajaran menurut para ahli. 

    2. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Para Ahli 

    a)      Kemp (1995)Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. (dalam Wina Sanjaya, 2012)[1]
    b)      Kozna (1989)Strategi Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih,yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada pesertadidik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. (dalamHamzah B. Uno, 2009)
    c)      Dick & Carrey (1990)Strategi Pembelajaran merupakan seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/ataudigunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belaar saja,melain kan termasuk juga pengaturan materi atau paket program
    pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik (dalamHamzah B. Uno,
    2009)
    d)      J. R. David (1976)Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisitentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tutjuan pendidikan tertentu. (dalam Wina Sanjaya, 2012)[2]
    e)      Ruseffendi Strategi pembelajaran adalah seperangkat kebijaksanaan yang terpilih,yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna ataustrategi tersebut (dalam
    Sofan Amri, 2013)
    f)       Soedjadi          Strategi            pembelajaran   adalah suatu    siasat   melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah keadaan pembelajaranmenjadi pembelajaran yang diharapkan (dalam Sofan Amri, 2013)
    Dick and Carrey (dalam Sanjaya 2007) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
    Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian diatas :
    a)      Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.
    b)      Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu artinya adalah tercapai kepada suatu tujuan.
     Menurut Mansur (1991) terdapat empat konsep dasar strategi pembelajaran:
    a)    Mengidentifikasikan serta menetapkan tingkah laku dari kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman.
    b)    Mempertimbangkan dan memilih sistem belajar mengajar yang tepat untuk mencapai sasaran yang akurat.
    c)    Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belaajr mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
    d)    Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.[3]



    3. Strategi, Metode, dan Tekhnik Pembelajaran

                         I.      Klasifikasi Strategi Pembelajaran
    a)      Strategi Pembelajaran Langsung
    Yaitu pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Kelebihannya adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan sedangkan kelemahannya dalam mengembangkan kemampuan dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran krisis
    b)      Strategi Pembelajaran Tidak Langsung
    Yaitu sering disebut inquiri, pemecahan masalah, pengambilan keputuasan dan penemuan, umumnya strategi ini berpusat pada peserta didik.
    Kelebihan dari strategi ini antara lain :
          Mendorong keterkaitan dan keingintahuan peserta didik
          Menciptakan alternatif dan menyelesaikan masalah
          Mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan
          Pemahaman yang lebih baik
    Sedangkan kekurangannya adalah memerlukan waktu yang panjang
    c)      Strategi Pembelajaran Interakti
    Yaitu menekankan pada diskusi dan sharing diantara peserta didik. Kelebihan strategi ini antara lain :
          Peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial, keterampilan dan membangun argumen yang rasional.
          Kekurangan dari strategi ini sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok.
    d)      Strategi Pembelajaran Pengalaman (Experiental)
    Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas. Kelebihan dari strategi ini antara lain :
          Meningkatkan partisipasi peserta didik
          Meningkatkan sifat kritis peserta didik
          Meningkatkan analisis peserta didik
    Sedangkan kekurangan dari strategi ini dalah penekanan hanya proses bukan pada hasil dan memerlikan waktu yang panjang.
    e) Strategi Pembelajaran Mandiri
    Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Kelebihannya dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawab. Kekurangannya adalah peserta belum dewasa, sehingga sulit menggunakan pembelajaran mandiri.

    B. Pendapat Para Ahli dalam Membedakan Strategi, Metode, Teknik,Model, dan Pendekatan Pembelajaran

    1. Menurut Yunus Abidin (2014)

    Dalam buku karangan terbarunya yang bejudul “Desain SistemPembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013” Yunus menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran ada tiga istilah yang kadang-kadang dianggap sama walaupun ketiganya memiliki makna yang sangat berbeda. Ketiga istilah itu adalah pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Secara hierarkis Yunus berpendapat bahwa diantara ketiga istilah diatas, “pendekatan” adalah tingkat tertinggi, yang kemudian dijabarkan kedalam“metode”, dan metode ini diwujudkan dalam bentuk “teknik”. Mengenai konsep strategi pembelajaran, Yunus Abidin (2014 :120) berkesimpulan bahwa strategi pembelajaran merupakan perencanaan matang yang digunakan untuk melaksanakan sebuah pembelajaran. Hal ini didasari oleh pendapat Orlich, et al. (2010) yang mengemukakan bahwa“The term strategy implies thoughtful planning to do something”, yang disimpulkan bahwa strategi adalah sebuah perencanaan matang yangdigunakan untuk melaksanakan sebuah pembelajaran.


    STRATEGI

    MODEL

    PENDEKATAN

    METODE

    TEKNIK

    Berdasarkan      gambar diatas dapat disimpulkan      bahwa
    strategi pembelajaran berada pada wilayah terluar dalam lingkaran proses pembelajarnkarena strategi merupakan taktik atau strategi dalam merancang pembelajaran termasuk juga dalam hal memilih model pemelajaran yang tepat. Model pembelajaran dibangun atas penfekatanyang berfungsi sebagai orientasi model, metode pembelajaran berfungsisebagai sintak, dan teknik berfungsi sebagai gambaran implementasimodel. Pendekatan pembelajaran akan menghasilkan sejumlah         metode pembelajaran yang relevan. Demikian pula metode akan melahirkansejumlah teknik pembelajaran yang bersesuaian dengan metode dan loyalterhadap pendekatan pembelajaran.Dengan             demikian         dapat   disimpulkan    bahwa antara kelima
    dimensi pembelajaran yang telah diuraikan diatas sebenarnya memiliki hubunganyang sistemtik dan sistematis. Oleh sebab itu, agar dapat melaksanakan demikian dapat disimpulkan
    bahwa                                                             antara                                                             kelima                    
    dimensi pembelajaran yang telah diuraikan diatas sebenarnya memiliki hubunganyang sistemtik dan sistematis. Oleh sebab itu, agar dapat melaksanakan

    2. Menurut Hamzah B. Uno (2009) 

    Hamzah B. Uno mendefenisiskan Teknik pembelajaran berdasarkan pendapat Gerlach dan Erly (1980) yang menyatakan Tekn ik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untukmengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai.Metode pembelajaran didefenisikan sebagai cara yang digunakan olehguru sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.[4]
    Metode pembelajaran lebih prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkanteknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif. Dengankata lain metode yang dipilih oleh masing-masing guru adalah sama, tetapimereka menggunakan teknik yang berbeda.Selanjutnya Hmazah B. Uno mendefenisikan strategi pembelajaransebagai cara-cara yang digunakan oeh pengajar untuk memiliki kegiataan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Hal ini didasarkan oleh pendapat ahli yang beliau rangkum yang  menyebutkan bahwa strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentangmetode/pros edur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. 
    Hamzah berpendapat bahwa metode dan teknik pembelajaranmerupakan bagian dari strategi pembelajaran.Hubungan antara strategi, tujuan, dan metode pembelajaran dapatdigambarkan sebagai suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, dan perumusan tujuan, yang kemudian diimplementasikan kedalam berbagaimetode yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung.

                       TEKNIK
                     

    C. JENIS JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN

    Menurut Rowntree (1974) yang dikutip oleh Wina Sanjaya, jenis-jenis strategi pembelajaran adalah :
    a.       Srategi penyampaian penemuan/exposition-discovery learning. 
    b.      Strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau groups- individual learning.[5]
    Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Adapun strategi pembelajaran langsung (direct instruction), dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan begitu saja kepada siswa, siswa tidak dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban siswa adalah menguasai secara penuh, dengan demikian, strategi ekpositori guru berfungsi sebagai penyampaian informasi. Sedangkan dalam strategi discovery bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifat yang demikian strategi ini sering dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung. 
    Kecepatan, keterlambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individua siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh orang atau beberapa orang guru. Bentuk kerja kelompok ini bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal atau juga bisa siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil semacam buzz group. Strategi kelompok tidak memperhatiakan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama. Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengelolahannya, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep- konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan ilustrasi-ilustrasi, atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan- lahan menuju yang kongkret. Sedangkan strategi pembelajaran induktif adalah pengajaran dimana proses pengelolaan pesan bertolak dari contoh-contoh kongkrit pada generalisasi atau prinsip yang bersifat umum, faktafakta yang nyata pada konsep yang bersifat abstrak.[6] Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran yang bersifat khusus ke umum.

    Seperti telah dikemukakan di muka, metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nya- ta agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demi- kian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat ter- gantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui peng- gunaan metode pembelajaran. Berikut:

    1. Metode Ceramah 

    Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, di- dukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggu- nannya. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digu-nakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh bebera- pa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses penge- lolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah.
    Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses bela- jar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran eks- positori.

    Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digu-nakan. 
    a)      Kelebihan Dari Metode ceramah
    a.       Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan su- ara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
    b.      Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokokpokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
    c.       Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
    d.      Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena se- penuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan cera- mah.
    e.       Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi le- bih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan. Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa
    b)      kelemahan, di antaranya: 
    a.       Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang pa- ling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasai- nya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
    b.      Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terja- dinya verbalisme.
    c.       Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah se- ring dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walau pun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sa- ma sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya me- layang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.[7]

    2. Metode Demonstrasi 

    Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya seka- dar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan un- tuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
    1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa ke- lebihan, di antaranya:
    a.       Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dije- laskan.
    b.      Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
    c.       Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempat- an untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. 
    Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki be-berapa kelemahan, di antarannya: 
    a.       Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tan- pa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menye- babkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk mengha- silkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali menco- banya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
    b.      Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang mema- dai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
    c.       Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.[8]


    3. Metode Diskusi 

    Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecah- kan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Ka- rena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu se- cara bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran.

    Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. 
    a.       Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
    b.      Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
    c.       Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk meng- hargai pendapat orang lain.[9] 
    Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:  
    a.       Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang sis- wa yang memiliki keterampilan berbicara.
    b.      Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
    c.       Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesu- ai dengan yang direncanakan.
    d.      Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.[10]

    4. Metode Simulasi

     Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau ber-buat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk me- mahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pem- belajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses ter- jadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya su- paya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembang- kan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simu- lasi akan sangat bermanfaat.
    Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya adalah: 
    a.          Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi si-tuasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
    b.         Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simula- si siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan to- pik yang disimulasikan.
    c.          Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
    d.         Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan da- lam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
    e.          Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.  Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, di antaranya: 
    a.          Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
    b.         Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hi- buran, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
    c.          Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

    5. Metode Tugas dan Resitasi 

    Metode tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi le- bih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya. Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dica-pai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas di laboratorium. Langkah-langkah menggunakan metode tugas/resitasi:
    1.  Fase Pemberian Tugas 
    Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan; tu-juan yang akan dicapai, jenis tugas dan tepat, sesuai dengan kemampuan siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup.
    2.  Langkah Pelaksanaan Tugas 
    a)   Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru. 
    b)   Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya.
    c)   Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri. 
    d)   Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik.
    3.  Fase Pertanggungjawaban Tugas Hal yang perlu diperhatikan adalah:
    a)   Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan.
    b)  Ada tanya jawab dan diskusi.
    c)   Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau nontes atau cara lainnya.
    Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut resitasi.


    6. Strategi Pembelajaran Inkuiri 

    Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk be- lajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembela- jaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pro- ses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemu- kan.[11]

    7. Metode Karyawisata (Field-Trip)

     Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, ber-beda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kun- jungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Contoh: Mengajak siswa ke gedung pengadilan untuk mengetahui sis-tem peradilan dan proses pengadilan, selama satu jam pelajaran. Jadi, karya- wisatadi atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memer- lukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour. 

    8. Metode Latihan (Drill) 

    Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ke-tangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpiki, maka hendak- nya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill. 
    a.       Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti me- nulis, permainan, pembuatan, dan lain-lain.
    b.      Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan ru- musrumus, dan lain-lain.
    c.       Untuk melatih hubungan, tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik, simbul peta, dan lain-lain. Prinsip dan petunjuk menggunakan metode Drill.
    a)      Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
    b)      Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sem- purna.
    c)      Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan. 
    d)      Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa. 
    e)      Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial dan berguna.

    9. Metode Problem Solving 

    Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya se-kedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Langkah-langkah metode problem solving.
    a. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
    b.Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.
    c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
    d.Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawab- an ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
    e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan ter-
    akhir tentang jawaban dari masalah tadi.

    10. Metode Kerja Kelompok 

    Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengan-dung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesa- tuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub- sub kelompok). Kelompok bisa dibuat berdasarkan: 
    a.       Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya heterogin dalam belajar.
    b.      Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang punya minat yang sama.
    c.       Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan. 
    d.      Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal da- lam satu wilayah yang dikelompokkan dalam satu kelompokan sehingga memudahkan koordinasi kerja.
    e.       Pengelompokan secara random atau dilotre, tidak melihat faktor-faktor lain.
    f.        Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelom- pok wanita. Sebaiknya kelompok menggambarkan yang heterogin, baik dari segi kemapuan belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan agar kelompok- kelompok tersebut tidak berat sebelah (ada kelompok yang baik dan ada ke- lompok yang kurang baik)[12]


    <script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-4005834891906748"
         crossorigin="anonymous"></script>


    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari Penjelassan Diatas dapat Disimpulkan Bahwasanya Banak sekali Pengertian dan Makna dari strategi pembelajaran dari semua pakar dan para ahli memiliki keterkaitan satu sama lain meskipun berpendapat yang berbeda semua itu mengerucut kepada bagaiman seorang guru manmpu memutuskan setrategi yang cocok dan mumpuni untuk bias dilakukan sebagai proses pengajaran berjalan dengan lingkungan sekolah yang ada, dengan berbagai cara dan teknis yang dilakukan agar bias berjalan dengan baik
    Kita Harus Memahami dari Apa yangdisebut dengan strategi metode dan teknik dari tiga pengertiaan ini sangat keterkaitan satu sama lainya karena tanpa dilakukan salah sstunya makan proses pembelajaran akan menjadi timpang dan tidak seimbang akan menimbukan berbagai masalah pada proses pembelajaran itu sendiri, dengan itu perbedaan itu sangt penting dan sangat dimengerti untuk mencapa tujuan yang akan dilakukan sebagi proses pembelajaran.
    Strategi pembelajaran sangat dibutuhkan oleh setiap guru karena terdapat kegiatankegiatan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan serta tersusun untuk mencapai tujuan. Tiap proses belajar memiliki strategi pembelajran tertentu. Gunanya adalah agar peserta belajar dapat mengikuti proses belajar demikian pula sehingga mampu mencapai manfaat belajar yang maksimum. Seorang guru bisa menggunakan berbagai bentuk strategi yang digunakan agar siswa tidak merasa bosan pada saat proses belajar mengajar berlangsung sehingga kelas akan terasa lebih hidup dan menyenangkan
     Ada Beberapa jenis yang harus difahami pada strategi pembelajaran ini diantaranya
    1.         Metode Ceramah                                2.         Metode Demonstrasi 
    3.          Metode Diskusi                                  4.         Metode Simulasi          
    5.         Metode Tugas dan Resitasi                 6.         Strategi Pembelajaran Inkuiri 
    7.          Metode Karyawisata (Field-Trip)      8.         Metode Latihan (Drill)            
    9.         Metode Problem Solving                    10.          Metode Kerja Kelompok           





    Sedangkan metode yang digunakan Rasulullah di antaranya: 
    a)            Metode ceramah. 
    b)            Metode dialog: misalnya dialog antara Rasulullah dengan Mu’adz ibn jabal ketika Mu’adz akan diutus sebagai kadi di negeri Yaman. 
    c)            Metode diskusi atau tanya jawab: sering sahabat bertanya dan dijawab oleh Rasul. 
    d)            Diskusi. 
    e)            Demonstrasi: misalnya Hadist Rasulullah “sembahyanglah kamu sebagaimana kamu melihat aku sembahyang”. 
    f)             Eksperimen,sosiodrama,dan bermain peran.
















    DAFTAR PUSTAKA


    Ibrahim R, Syaodih S Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
    Joyce Bruce. Et al. 2000. Models of Teaching. 6th Ed. Allyn & Bacon: London Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Menga- jar. Jakarta: Bumi Aksara.
    Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PTBumi Aksara.
    Nizar Samsul,Sejarah Pendidikan Islam : Menulusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia, (Jakarta :Kencana, 2008)
    Pupuh Paturrohmah dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2007)
    Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
    Sanjaya. 2011. KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT. BumiAksara .
    Sunhaji, Strategi Pembelajaran: Konsep Dasar,Metode, dan Aplikasi dalam Proses Belajar Mengajar. (Yogyakarta : Grafindo Litera Media, 2009)
    Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
    Wina Sanjana. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.




    [1] Wina Sanjana. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
    [2] ibid
    [3] Pupuh Paturrohmah dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2007), hlm. 46.

    [4] Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
    [5] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran. (Jakarta : Kencana , 2007), hlm. 126
    [6] Sunhaji, Strategi Pembelajaran: Konsep Dasar,Metode, dan Aplikasi dalam Proses Belajar Mengajar.
    (Yogyakarta : Grafindo Litera Media, 2009), hlm. 7
    [7] Proyek pembinaan perguruan tinggi agama/iain di Pusat, Derektorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam 1980/1981.metodik kusus pengajaran agama islam,hlm .231-237
    [8] Ibid. hlm 321-237
    [9] Nizar Samsul,Sejarah Pendidikan Islam : Menulusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia, (Jakarta :Kencana, 2008), hlm .16
    [10] Ibid. hlm 321-237
    [11] Ibid. hlm 321-237
    [12] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran. (Jakarta : Kencana , 2007), hlm. 126


  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Art Education. Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan Populer