PENDAHULUAN
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia
militer dan diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu peperangan. Seorang yangb erperang dalam mengatur strategi,
untuk memenagkan peperangan sebelum melakukan tindakan, ia akan menimbang
bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun
kualitasnya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun
tindakannya yang harus dilakukan, baik tentang siasat peperangan yang harus
dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang tepat untuk
melakukan serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu
memperhitungkan berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar.
Istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya,
dipakai dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Didalam
konteks belajar mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta
didik didalam perwujudan kegiatan balajar-mengajar. Sifat umum pola tersebut
berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud tampak dipergunakan atau
dipercayakan guru dan peserta didik didalam macam-macam peristiwa belajar.
Dengan demikian maka komsep strategi dalam hal ini merujuk pada karakteristik
abstrak rentetan perbuatan guru dan peserta didik didalam peristiwa
belajar-mengajar. Implisit dibalik karakteristik abstrak itu adalah rasional
yang membedakans trategi yang satu dari strateegi yang lain secara fundamental.
Istilah lain yang yang juga dipergunakan untuk maksud ini adalah model-model
mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan guru-peserta didik dalam suatu
peristiwa belajar-mengajar aktual tertentu, dinamakan prosedur instruksional.
Ada beberapa jenis strategi
pembelajaran yang harus dilakukan untuk mengaplikasikan dalam proses
pembelajaran karena dengan strategi ini bias berjalan dengan baik dan lancer,
sebelum itu juga kita harus mengetahui perbedaan-perbedaan pada strategi ini
agar kita tida binggung dalam memilih strategi dalam mengajar.
Ikuti Kami...!!!
https://strukturmanagemen.blogspot.com
Dari uraian diatas adda
beberapa rumusasn masalah yang harus di bahas dan diselesaikan diantaranya:
1. Apa Yang dimaksud Dengan kosep
dasar dan strategi Pembelajaran?
2. Apa Saja jenis-Jenis Strategi
Pembelajaran?
3.
Apa Perbedaan dari Setrategi Metode Dan Teknik Pembelajaran?
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud denagan
konsep dasar dan strategi Pembelajaran
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis strategi
pembelajaran
3.
Untuk Mengetahui Perbedaan dari strategi metode
dan teknik pembelajaran
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KONSEP
DASAR DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
1.
Pengertian
Strategi Pembelajaran
Strategi
berasal dari dari bahasa Yunani strategos, yang merupakangabungan dari kata
stratos (militer) dengan ago (memimpin). Menurut Bracker(Sudjana, 2010) konsep
strategi pada awalnya diterapkan dalam kemiliterandan dunia politik, kemudian
banyak diterapkan pula dalam bidang manajemen,dunia usaha, pengadilan dan
pendidikan. Seiring berjalannya waktu,sudah banyak para ahli pendidikan menggunakan konsep strategi dalam dunia pendidikan
Untuk mengetahui konsep strategi pembelajaran dengan jelas,dibawah
ini telah dipaparkan defenisi strategi pembelajaran menurut para ahli.
2.
Pengertian
Strategi Pembelajaran Menurut Para Ahli
a)
Kemp
(1995)Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efesien. (dalam Wina Sanjaya, 2012)[1]
b)
Kozna
(1989)Strategi Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih,yaitu
yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada pesertadidik menuju
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. (dalamHamzah B. Uno, 2009)
c)
Dick & Carrey
(1990)Strategi Pembelajaran merupakan seluruh komponen
materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang/ataudigunakan
oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belaar saja,melainkan
termasuk juga pengaturan materi atau paket program
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik (dalamHamzah
B. Uno, 2009)
d)
J. R. David
(1976)Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisitentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tutjuan pendidikan tertentu. (dalam Wina Sanjaya, 2012)[2]
e) Ruseffendi
Strategi pembelajaran adalah seperangkat kebijaksanaan yang terpilih,yang telah
dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna ataustrategi tersebut (dalam
Sofan Amri, 2013)
f) Soedjadi
Strategi pembelajaran adalah suatu siasat melakukan
kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah keadaan pembelajaranmenjadi
pembelajaran yang diharapkan (dalam Sofan Amri, 2013)
Dick and Carrey (dalam Sanjaya 2007) menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan
prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian
diatas :
a)
Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.
b)
Strategi
disusun untuk mencapai tujuan tertentu artinya adalah tercapai kepada suatu
tujuan.
Menurut Mansur (1991) terdapat empat konsep
dasar strategi pembelajaran:
a) Mengidentifikasikan serta menetapkan tingkah
laku dari kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan
dan perubahan zaman.
b) Mempertimbangkan dan memilih sistem belajar
mengajar yang tepat untuk mencapai sasaran yang akurat.
c) Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan
teknik belaajr mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
d) Menetapkan norma-norma dan batas minimal
keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman bagi guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional
yang bersangkutan secara keseluruhan.[3]
3.
Strategi, Metode, dan Tekhnik
Pembelajaran
I.
Klasifikasi
Strategi Pembelajaran
a)
Strategi
Pembelajaran Langsung
Yaitu
pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Kelebihannya adalah mudah untuk
direncanakan dan digunakan sedangkan kelemahannya dalam mengembangkan kemampuan
dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran krisis
b)
Strategi
Pembelajaran Tidak Langsung
Yaitu sering
disebut inquiri, pemecahan masalah, pengambilan keputuasan dan penemuan,
umumnya strategi ini berpusat pada peserta didik.
Kelebihan dari strategi
ini antara lain :
·
Mendorong
keterkaitan dan keingintahuan peserta didik
·
Menciptakan
alternatif dan menyelesaikan masalah
·
Mendorong
kreativitas dan pengembangan keterampilan
·
Pemahaman
yang lebih baik
Sedangkan kekurangannya
adalah memerlukan waktu yang panjang
c)
Strategi
Pembelajaran Interakti
Yaitu menekankan pada diskusi dan sharing
diantara peserta didik. Kelebihan strategi ini antara lain :
·
Peserta
didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial,
keterampilan dan membangun argumen yang rasional.
·
Kekurangan
dari strategi ini sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan
mengembangkan dinamika kelompok.
d)
Strategi
Pembelajaran Pengalaman (Experiental)
Pembelajaran empirik berorientasi pada
kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas.
Kelebihan dari strategi ini antara lain :
·
Meningkatkan
partisipasi peserta didik
·
Meningkatkan
sifat kritis peserta didik
·
Meningkatkan
analisis peserta didik
Sedangkan kekurangan dari strategi ini
dalah penekanan hanya proses bukan pada hasil dan memerlikan waktu yang
panjang.
e)
Strategi
Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi
pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian,
dan peningkatan diri. Kelebihannya dari pembelajaran ini adalah membentuk
peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawab. Kekurangannya adalah peserta belum
dewasa, sehingga sulit menggunakan pembelajaran mandiri.
B.
Pendapat
Para Ahli dalam Membedakan Strategi, Metode, Teknik,Model, dan Pendekatan
Pembelajaran
1.
Menurut
Yunus Abidin (2014)
Dalam buku
karangan terbarunya yang bejudul “Desain SistemPembelajaran dalam Konteks
Kurikulum 2013” Yunus menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran ada tiga
istilah yang kadang-kadang dianggap sama walaupun ketiganya memiliki makna yang
sangat berbeda. Ketiga istilah itu adalah pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Secara hierarkis Yunus berpendapat bahwa diantara ketiga istilah
diatas, “pendekatan” adalah tingkat tertinggi, yang kemudian dijabarkan
kedalam“metode”, dan metode ini diwujudkan dalam bentuk “teknik”. Mengenai
konsep strategi pembelajaran, Yunus Abidin (2014 :120) berkesimpulan bahwa
strategi pembelajaran merupakan perencanaan matang yang digunakan untuk
melaksanakan sebuah pembelajaran. Hal ini didasari oleh pendapat Orlich, et al.
(2010) yang mengemukakan bahwa“The term strategy implies thoughtful planning to
do something”, yang disimpulkan bahwa strategi adalah sebuah perencanaan matang
yangdigunakan untuk melaksanakan sebuah pembelajaran.
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berada pada wilayah terluar dalam lingkaran proses pembelajarnkarena strategi merupakan taktik atau strategi dalam
merancang pembelajaran termasuk juga dalam hal memilih model pemelajaran yang tepat. Model pembelajaran dibangun atas penfekatanyang
berfungsi sebagai orientasi model, metode pembelajaran berfungsisebagai sintak,
dan teknik berfungsi sebagai gambaran
implementasimodel. Pendekatan pembelajaran akan menghasilkan sejumlah metode pembelajaran yang relevan. Demikian pula metode akan melahirkansejumlah
teknik pembelajaran yang bersesuaian dengan metode dan loyalterhadap pendekatan
pembelajaran.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara kelima
dimensi pembelajaran yang telah diuraikan diatas sebenarnya memiliki hubunganyang
sistemtik dan sistematis. Oleh sebab itu, agar dapat melaksanakan demikian
dapat disimpulkan bahwa antara kelima dimensi pembelajaran yang telah diuraikan diatas sebenarnya memiliki hubunganyang
sistemtik dan sistematis. Oleh sebab itu, agar dapat melaksanakan
2.
Menurut
Hamzah B. Uno (2009)
Hamzah B. Uno
mendefenisiskan Teknik pembelajaran berdasarkan pendapat Gerlach dan Erly (1980) yang menyatakan Teknik
adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untukmengarahkan
kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai.Metode pembelajaran
didefenisikan sebagai cara yang digunakan olehguru sebagai alat untuk mencapai
tujuan pembelajaran.[4]
Metode pembelajaran lebih prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkanteknik
adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif. Dengankata lain metode
yang dipilih oleh masing-masing guru adalah sama, tetapimereka menggunakan
teknik yang berbeda.Selanjutnya Hmazah B. Uno mendefenisikan strategi
pembelajaransebagai cara-cara yang digunakan oeh pengajar untuk memiliki
kegiataan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Hal ini
didasarkan oleh pendapat ahli yang beliau rangkum yang menyebutkan bahwa strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentangmetode/prosedur
dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Hamzah
berpendapat bahwa metode dan teknik pembelajaranmerupakan bagian dari strategi
pembelajaran.Hubungan antara strategi, tujuan, dan metode pembelajaran
dapatdigambarkan sebagai suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak
dari penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, dan perumusan tujuan, yang kemudian diimplementasikan kedalam berbagaimetode
yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung.
C. JENIS JENIS
STRATEGI PEMBELAJARAN
Menurut Rowntree (1974) yang dikutip oleh
Wina Sanjaya, jenis-jenis strategi pembelajaran adalah :
a.
Srategi
penyampaian penemuan/exposition-discovery learning.
b.
Strategi
pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau groups-
individual learning.[5]
Dalam strategi
exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa
dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Adapun strategi pembelajaran langsung
(direct instruction), dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan begitu
saja kepada siswa, siswa tidak dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban siswa
adalah menguasai secara penuh, dengan demikian, strategi ekpositori guru
berfungsi sebagai penyampaian informasi. Sedangkan dalam strategi discovery
bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai
aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing
bagi siswanya. Karena sifat yang demikian strategi ini sering dinamakan
strategi pembelajaran tidak langsung.
Kecepatan, keterlambatan
dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individua
siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya
didesain untuk belajar sendiri. Berbeda dengan strategi pembelajaran
individual, belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar
oleh orang atau beberapa orang guru. Bentuk kerja kelompok ini bisa dalam
pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal atau juga bisa siswa
belajar dalam kelompok-kelompok kecil semacam buzz group. Strategi kelompok
tidak memperhatiakan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap
sama. Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengelolahannya, strategi pembelajaran
juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi
pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi
pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep- konsep terlebih dahulu
untuk kemudian dicari kesimpulan ilustrasi-ilustrasi, atau bahan pelajaran yang
dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan- lahan
menuju yang kongkret. Sedangkan strategi pembelajaran induktif adalah
pengajaran dimana proses pengelolaan pesan bertolak dari contoh-contoh kongkrit
pada generalisasi atau prinsip yang bersifat umum, fakta-fakta yang nyata pada
konsep yang bersifat abstrak.[6]
Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran yang bersifat khusus ke
umum.
Seperti telah dikemukakan di muka, metode
adalah cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nya- ta agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Dengan demi- kian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran
memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi
pembelajaran sangat ter- gantung pada cara guru menggunakan metode
pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat
diimplementasikan melalui peng- gunaan metode pembelajaran. Berikut:
Metode ceramah adalah penuturan bahan
pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya
betul-betul disiapkan dengan baik, di- dukung alat dan media serta
memperhatikan batas-batas kemungkinan penggu- nannya. Metode ceramah merupakan
metode yang sampai saat ini sering digu-nakan oleh setiap guru atau instruktur.
Hal ini selain disebabkan oleh bebera- pa pertimbangan tertentu, juga adanya
faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru biasanya belum merasa puas
manakala dalam proses penge- lolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah.
Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang
memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah
berarti ada proses bela- jar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar.
Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran eks- positori.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digu-nakan.
a)
Kelebihan Dari
Metode ceramah
a.
Ceramah merupakan
metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam arti proses
ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan
metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang
ceramah hanya mengandalkan su- ara guru, dengan demikian tidak terlalu
memerlukan persiapan yang rumit.
b.
Ceramah dapat
menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak
dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang
singkat.
c.
Ceramah dapat
memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat
mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d.
Melalui ceramah,
guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena se- penuhnya kelas merupakan
tanggung jawab guru yang memberikan cera- mah.
e.
Organisasi kelas
dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi le- bih sederhana. Ceramah
tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan
persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk
mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan. Di samping beberapa
kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa
b)
kelemahan, di
antaranya:
a.
Materi yang dapat
dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai
guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang pa- ling dominan, sebab apa yang
diberikan guru adalah apa yang dikuasai- nya, sehingga apa yang dikuasai siswa
pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
b.
Ceramah yang tidak
disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terja- dinya verbalisme.
c.
Guru yang kurang
memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah se- ring dianggap sebagai metode
yang membosankan. Sering terjadi, walau pun secara fisik siswa ada di dalam
kelas, namun secara mental siswa sa- ma sekali tidak mengikuti jalannya proses
pembelajaran; pikirannya me- layang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh
karena gaya bertutur guru tidak menarik.[7]
Demonstrasi merupakan metode yang
sangat efektif, sebab membantu
siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri
berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya
sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran
siswa hanya seka- dar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan
bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat
digunakan un- tuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan
inkuiri.
1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Sebagai
suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa ke-
lebihan, di antaranya:
a.
Melalui metode
demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh
langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dije- laskan.
b.
Proses
pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
c.
Dengan cara
mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempat- an untuk membandingkan
antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran
materi pembelajaran.
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga
memiliki be-berapa kelemahan, di antarannya:
a.
Metode demonstrasi
memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tan- pa persiapan yang memadai
demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menye- babkan metode ini tidak efektif
lagi. Bahkan sering terjadi untuk mengha- silkan pertunjukan suatu proses
tertentu, guru harus beberapa kali menco- banya terlebih dahulu, sehingga dapat
memakan waktu yang banyak.
b.
Demonstrasi
memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang mema- dai yang berarti
penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan
ceramah.
c.
Demonstrasi
memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khu-sus, sehingga guru dituntut
untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan
kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran
siswa.[8]
Metode diskusi adalah metode
pembelajaran yang menghadapkan siswa
pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini
adalah untuk memecah- kan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan
memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998).
Ka- rena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi
lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu se- cara
bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan
metode diskusi dalam proses pembelajaran.
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala
diterapkan dalam
kegiatan belajar mengajar.
a.
Metode diskusi
dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan
dan ide-ide.
b.
Dapat melatih
untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
c.
Dapat melatih
siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping
itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk meng- hargai pendapat orang lain.[9]
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga
memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a.
Sering terjadi
pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang sis- wa yang memiliki
keterampilan berbicara.
b.
Kadang-kadang
pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
c.
Memerlukan waktu
yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesu- ai dengan yang direncanakan.
d.
Dalam diskusi
sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung,
sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.[10]
Simulasi berasal dari kata simulate yang
artinya berpura-pura atau ber-buat seakan-akan. Sebagai metode mengajar,
simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan
situasi tiruan untuk me- mahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan
tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak
semua proses pem- belajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang
sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni
memperagakan proses ter- jadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk
upacara sebenarnya su- paya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga
untuk mengembang- kan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa,
penggunaan simu- lasi akan sangat bermanfaat.
Terdapat beberapa
kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai
metode mengajar, di
antaranya adalah:
a.
Simulasi
dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi si-tuasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi
dunia kerja.
b.
Simulasi
dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simula- si siswa diberi
kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan to- pik yang disimulasikan.
c.
Simulasi
dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
d.
Memperkaya pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperlukan da- lam menghadapi berbagai situasi sosial yang
problematis.
e.
Simulasi
dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
Di samping memiliki
kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan,
di antaranya:
a.
Pengalaman
yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan
di lapangan.
b.
Pengelolaan
yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hi- buran, sehingga
tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
c.
Faktor
psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan
simulasi.
Metode tugas dan
resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi le-
bih luas dari itu. Tugas
dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau
kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di
perpustakaan dan tempat lainnya. Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung
pada tujuan yang akan dica-pai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan, dan
tugas di laboratorium. Langkah-langkah menggunakan metode tugas/resitasi:
1. Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan;
tu-juan yang akan dicapai, jenis tugas dan tepat, sesuai dengan kemampuan
siswa, ada petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup.
2. Langkah Pelaksanaan
Tugas
a) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
b) Diberikan dorongan sehingga anak mau
melaksanakannya.
c) Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.
d) Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan
sistematik.
3. Fase
Pertanggungjawaban Tugas Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang
telah dikerjakan.
b) Ada tanya jawab dan diskusi.
c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes
atau nontes atau cara lainnya.
Fase
mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut resitasi.
6.
Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi
pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi
pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk be- lajar. Strategi pembelajaran
inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembela- jaran yang menekankan pada proses
berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan. Pro- ses berpikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini
sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani,
yaitu heuriskein yang berarti saya menemu- kan.[11]
7.
Metode Karyawisata (Field-Trip)
Karyawisata dalam arti metode mengajar
mempunyai arti tersendiri, ber-beda dengan karyawisata dalam arti umum.
Karyawisata di sini berarti kun- jungan ke luar kelas dalam rangka belajar.
Contoh: Mengajak siswa ke gedung pengadilan untuk mengetahui sis-tem peradilan
dan proses pengadilan, selama satu jam pelajaran. Jadi, karya- wisatadi atas
tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memer- lukan waktu yang
lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study
tour.
Metode latihan
pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ke-tangkasan atau keterampilan
dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan
bakat/inisiatif siswa untuk berpiki, maka hendak- nya guru/pengajar memperhatikan
tingkat kewajaran dari metode Drill.
a. Latihan, wajar digunakan
untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti me- nulis, permainan, pembuatan,
dan lain-lain.
b. Untuk melatih kecakapan
mental, misalnya perhitungan penggunaan ru- mus-rumus, dan lain-lain.
c. Untuk melatih hubungan,
tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik, simbul peta, dan lain-lain.
Prinsip dan petunjuk menggunakan metode Drill.
a) Siswa harus diberi
pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
b) Latihan untuk pertama
kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil, lalu diadakan
perbaikan untuk kemudian bisa lebih sem- purna.
c) Latihan tidak perlu lama
asal sering dilaksanakan.
d) Harus disesuaikan dengan
taraf kemampuan siswa.
e) Proses latihan hendaknya
mendahulukan hal-hal yang essensial dan berguna.
Metode problem
solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya se-kedar metode mengajar tetapi
juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan. Langkah-langkah metode problem solving.
a. Ada masalah yang jelas
untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf
kemampuannya.
b.Mencari data atau
keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya,
dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.
c. Menetapkan jawaban
sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan
kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
d.Menguji kebenaran jawaban
sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah
sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah
sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji
kebenaran jawab- an ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti
demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
e. Menarik kesimpulan.
Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan ter- akhir tentang jawaban dari masalah
tadi.
Metode kerja
kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengan-dung pengertian bahwa siswa
dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesa- tuan (kelompok) tersendiri
ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub- sub kelompok). Kelompok bisa
dibuat berdasarkan:
a. Perbedaan individual
dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu sifatnya heterogin dalam
belajar.
b. Perbedaan minat belajar,
dibuat kelompok yang terdiri atas siswa yang punya minat yang sama.
c. Pengelompokan berdasarkan
jenis pekerjaan yang akan kita berikan.
d. Pengelompokan atas dasar
wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal da- lam satu wilayah yang
dikelompokkan dalam satu kelompokan sehingga memudahkan koordinasi kerja.
e. Pengelompokan secara
random atau dilotre, tidak melihat faktor-faktor lain.
f.
Pengelompokan
atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelom- pok wanita. Sebaiknya
kelompok menggambarkan yang heterogin, baik dari segi kemapuan belajar maupun
jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan agar kelompok- kelompok tersebut tidak berat
sebelah (ada kelompok yang baik dan ada ke- lompok yang kurang baik)[12]
BAB III
PENUTUP
Dari Penjelassan Diatas
dapat Disimpulkan Bahwasanya Banak sekali Pengertian dan Makna dari strategi
pembelajaran dari semua pakar dan para ahli memiliki keterkaitan satu sama lain
meskipun berpendapat yang berbeda semua itu mengerucut kepada bagaiman seorang
guru manmpu memutuskan setrategi yang cocok dan mumpuni untuk bias dilakukan
sebagai proses pengajaran berjalan dengan lingkungan sekolah yang ada, dengan
berbagai cara dan teknis yang dilakukan agar bias berjalan dengan baik
Kita Harus Memahami dari
Apa yangdisebut dengan strategi metode dan teknik dari tiga pengertiaan ini
sangat keterkaitan satu sama lainya karena tanpa dilakukan salah sstunya makan
proses pembelajaran akan menjadi timpang dan tidak seimbang akan menimbukan
berbagai masalah pada proses pembelajaran itu sendiri, dengan itu perbedaan itu
sangt penting dan sangat dimengerti untuk mencapa tujuan yang akan dilakukan
sebagi proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran sangat dibutuhkan oleh setiap guru
karena terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan serta
tersusun untuk mencapai tujuan. Tiap proses belajar memiliki strategi
pembelajran tertentu. Gunanya adalah agar peserta belajar dapat mengikuti
proses belajar demikian pula sehingga mampu mencapai manfaat belajar yang
maksimum. Seorang guru bisa menggunakan berbagai bentuk
strategi yang digunakan agar siswa tidak merasa bosan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung sehingga kelas akan terasa lebih hidup dan menyenangkan
Ada Beberapa
jenis yang harus difahami pada strategi pembelajaran ini diantaranya
1. Metode Ceramah 2. Metode Demonstrasi
3. Metode Diskusi 4. Metode Simulasi
5. Metode Tugas dan Resitasi 6. Strategi Pembelajaran Inkuiri
7. Metode Karyawisata (Field-Trip)8. Metode Latihan (Drill)
9. Metode Problem Solving 10. Metode Kerja Kelompok
Sedangkan metode yang
digunakan Rasulullah di antaranya:
a)
Metode
ceramah.
b)
Metode
dialog: misalnya dialog antara Rasulullah dengan Mu’adz ibn jabal ketika Mu’adz
akan diutus sebagai kadi di negeri Yaman.
c)
Metode
diskusi atau tanya jawab: sering sahabat bertanya dan dijawab oleh Rasul.
d)
Diskusi.
e)
Demonstrasi:
misalnya Hadist Rasulullah “sembahyanglah kamu sebagaimana kamu melihat aku
sembahyang”.
f)
Eksperimen,sosiodrama,dan
bermain peran.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim R, Syaodih S Nana. 2003. Perencanaan
Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Joyce Bruce. Et al. 2000. Models of Teaching. 6th Ed.
Allyn & Bacon: London Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses
Belajar dan Menga- jar. Jakarta: Bumi Aksara.
Made Wena. 2009. Strategi
Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PTBumi Aksara.
Nizar
Samsul,Sejarah Pendidikan Islam : Menulusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah Sampai Indonesia, (Jakarta :Kencana, 2008)
Pupuh Paturrohmah dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2007)
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Media Prenada Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses
Belajar Mengajar.
Sanjaya.
2011. KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: PT. BumiAksara .
Sunhaji,
Strategi Pembelajaran: Konsep Dasar,Metode, dan Aplikasi dalam Proses Belajar
Mengajar. (Yogyakarta : Grafindo Litera Media, 2009)
Uno, Hamzah B. 2008.
Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Wina Sanjana. 2007.
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
[1] Wina
Sanjana. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
[2] ibid
[3] Pupuh Paturrohmah dan Sobry Sutikno, Strategi
Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2007), hlm. 46.
[4] Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan
Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
[5] Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran. (Jakarta : Kencana , 2007), hlm. 126
[6] Sunhaji, Strategi Pembelajaran:
Konsep Dasar,Metode, dan Aplikasi dalam Proses Belajar Mengajar. (Yogyakarta :
Grafindo Litera Media, 2009), hlm. 7
[7] Proyek pembinaan perguruan tinggi
agama/iain di Pusat, Derektorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam
1980/1981.metodik kusus pengajaran agama islam,hlm .231-237
[8] Ibid. hlm 321-237
[9] Nizar Samsul,Sejarah Pendidikan
Islam : Menulusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia,
(Jakarta :Kencana, 2008), hlm .16
[10] Ibid. hlm 321-237
[11] Ibid. hlm 321-237
[12] Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran. (Jakarta : Kencana , 2007), hlm. 126
Tidak ada komentar:
Posting Komentar